Jumat, 02 Januari 2009

Mulai dari Subuh

Pagi ini aku bangun tidur pada waktu adzan subuh dikumandangkan. Untuk bangun masih terasa berat, semalam susah tidur karena makan malam terlalu kenyang. Sungguh benar tips atau anjuran rasul, tentang cara makan yang baik. Yaitu makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Juga isilah perut sepertiga untuk makanan, air dan udara. Kalau sudah makan terlalu kenyang dampaknya jadi malas. Penyebab yang lain kenapa sulit tidur adalah tetangga kamar kost. Dia tiap malam selalu mengeluarkan suara berisik, misalnya menghidupkan radio dengan volume sangat keras untuk waktu malam hari. Terkadang telepon hingga larut malam sementara batas kamarku dengan kamarnya hanya sebuah teriplek. Huhh benar-benar menguji kesabaran.

Sebelum adzan selesai akhirnya ku bisa berdiri dengan perjuangan yang ekstra. Alhamdulillah akhirnya aku dapat beranjak dari tempat tidur. Sebelum menuju kamar mandi untuk berwudlu aku minum beberapa teguk air putih. Kemudian baru menuju ke kamar mandi. Selesai wudlu aku tak langsung ke masjid. Akan tetapi aku melaksanakan sholat sunnah subuh terlebih dahulu di dalam kamar. Kenapa aku tidak segera ke masjid dan melaksanakan sholat di masjid? Hal itu aku lakukan karena dengan beberapa pertimbangan. Pertama, kalau aku langsung menuju ke masjid, menurut pengalaman, biasanya sholat berjamaah sudah akan dimulai, sehingga aku tidak bisa sholat sunnah. Kalau dipaksakan sholat sunnah, rasanya jadi kurang enak dengan jamaah yang lain yg sudah pada melaksanakan sholat sunnah. Kedua, masih ada hubungannya dengan alasan pertama yakni aku ingin mendapatkan keutamaan sholat sunnah subuh. Karena keutamaan sholat sunnah subuh menurut hadist "sholat sunah subuh lebih utama atau lebih baik daripada seisi dunia.

Itjtihad tersebut aku lakukan jika memang belum terlambat banget. Menurut keyakinan aku bahwa adzan baru saja selesai dan sholat berjamaah memang belum dimulai. Jika sholat sunnah subuh aku telah selesai melaksanakan kemudian menuju ke masjid aku belum terlambat untuk bergabung untuk berjamaah. Itjtihad perlu dilakukan karena menurut kaidah fiqih, ijtihad yang dilakukan akan mendapat dua pahala jika benar yaitu pahala telah melakukan ijtihad dan pahala karena benar. Apabila salah maka tetap mendapatkan satu pahala yaitu pahala melakukan ijtihad. Karena ijtihad itu salah satu sunnah rosul.

Sesuai perkiraanku, sesampai di masjid sholat berjamaah baru saja dimulai. Hal itu dapat aku ketahui karena imam baru saja menaehati makmum untuk meluruskan dan merapatkan barisan karena merupakan kesempurnaan sholat berjamaah, kemudian takbiratul ikhram. Shof makmum tampak hanya satu shof hampir penuh, hanya tinggal satu shof tempat untuk makmum. Tempatnya paling kiri dekat pintu keluar. Maka aku segera mengisi sof yang kosong tersebut.

Sebelum ku mulai takbiratul aku merasa ada yang berbeda dari hari-hari biasanya. Imam sholat subuh ini belum pernah aku lihat sebelumnya. Baru kayaknya. Cara membaca fatihah dan surat yang lain sangat khas dan tidak asing ketika aku masih di kampung. Tartil tapi lagunya tidak berlebihan. Bacanya bagus dan cukup fasih dibanding imam-imam yang biasanya dengan logatnya orang jakarta. Imam yang biasanya itu melagukan ketika membaca surat terkadang sampai berlebihan dan mengabaikan tajwid dan makhrojnya. Hal seperti ini harus diingatkan, karena merupakan salah satu kemungkaran di dalam masjid. Imam yang baru ini mengingatkan aku ketika masih di kampung halaman, dimana aku setiap malam jumuah sering menyempatkan sholat berjamah di masjidil aqso menara kudus. Nama masjid dan kota mirip negara di timur tengah yakni Palestina yang sekarang sedang bersedih karena agresi militer tentara israel zionis laknatulloh. Semoga penduduk palestina diberi ketabahan dan kesabaran senantiasa dikuatkan imannya. Semoga mereka yang meninggal akibat serangan israel zionis laknatulloh menjadi syuhada', amin ya robbal 'alamiin.

Pada rekaat pertama imam membaca QS Al-Alaq, dengan tartil sampai dengan selesai. Kemudian beliau takbir, tapi pendek. Maka sebelum aku rukuk aku membaca Baqiyatussholihat (subhanalloh walhamdulillah walaa ilaa haillallohu allahu akbar) sebanyak tiga kali karena mendengar bacaan sajadah di akhir surat al alaq, sebagai ganti jika imamnya tidak melakukan sujud tilawah. Sebelum rukuk aku sempat ragu dan melirik kesamping kanan, makmum sebelahku hinnga yang berada di belakang imam. Ternyata semuanya pada melakukan rukuk. Jadi pikirku imam pasti melakukan rukuk. Selang beberapa menit imam takbir kembali. Akan tetapi beliau membaca surat lagi. Astaghfirullohal adhim, ternyata imam tadi melakukan sujud tilawah, dalam hatiku.

Menurut analisaku, hal itu terjadi karena pertama, makmum telah terbiasa tidak melakukan sujud tilawah jika mendengar bacaan sajadah karena imam yang biasanya jika baca bacaan sajadah tidak melakukan sujud tilawah. Kedua, imam tadi ketika melakukan sujud tilawah takbirnya pendek jadi anggapan makmum imam hanya melakukan rukuk, ditambah lagi makmum yang di belakang imam persis suka terburu-buru dalam melakukan gerakan sholat, terkadang mendahului imam. Sehingga sebelum melihat imam melakukan gerakan sujud secara sempurna makmum tersebut langsung rukuk saja tanpa melirik imam lebih lanjut.

Aku merasa menyesal datang terlambat dan mendapatkan tempat makmum paling pinggir paling pojok yang tidak bisa melihat gerakan imam. Lain kali aku harus bisa makmum di shaf pertama dan dibelakang imam. Karena makmum di shaf pertama dan dibelakang imam leboh utama dibanding dengan shaf yang lain. Sebagaimana hadit rasul yang diriwayatkan oleh abu hurairah ra "Rasulullah bersabda "sekiranya manusia(makmum) tahu betapa besarnya pahala (mengumandangkan adzan dan menempati shaf pertama, kemudian mereka tak mendapatkannya kecuali dengan cara diundi, nisacaya mereka akan melakukan undian". Sungguh luar biasa keutamaan shaf pertama.