Piala Dunia 1934 sudah mengenal apa yang disebut sebagai official match ball. Namun baru tahun 1970 ada aparel resmi yang mensponsori si kulit bundar tersebut, Adidas memulainya dengan nama Telstar.
Nama khusus diberikan pada bola Piala Dunia mulai dikenal pada tahun 1934. Federale 102 menjadi bola resmi Piala Dunia edisi kedua itu, yang diproduksi secara khusus oleh sebuah perusahaan di Italia bernama E.C.A.S (Ente Centrale Approvvigionamenti Sportivi).
Uniknya, Federale 102 bukan satu-satunya bola yang digunakan dalam turnamen tersebut karena ada dua bola lain yang dipakai. Federale 102 disebut punya karekter unik karena terdiri dari 13 panel yang dijahit dengan tangan, sementara sebagian besar bola ketika itu dibentuk dari 12 panel.
Terkait Adidas, perusahaan aparel asal Jerman itu sebenarnya sudah memproduksi bola sejak tahun 1963. Namun baru pada Piala Dunia 1970 mereka menjadi partner FIFA sebagai penyedia bola pertandingan. Kerjasama antara keduanya berlangsung terus hingga kini, dan yang terakhir memunculkan Brazuca sebagai bola resmi Piala Dunia 2014:
1. TELSTAR (Piala Dunia 1970)

Telstar merupakan bola pertama di Piala Dunia yang menggunakan apa yang
disebut sebagai Desain Buckminster (terdiri dari beberapa panel
berbentuk heksagonal, pentagon dan segitiga yang dijahit menjadi satu
membetuk permukaan melingkar). Telstar sendiri memiliki 32 panel, yang
terdiri dari 20 heksagonal dan 12 pentagonal.
Telstar hanya
memiliki dua warna yakni hitam dan putih. Disebutkan kalau dua warna
tersebut dipilih supaya pergerakan bola dapat terlihat dengan jelas oleh
penonton televisi. Sebagai catatan, Piala Dunia 1970 di Meksiko menjadi
yang pertama disiarkan oleh televisi.
2. TELSTAR/CHILE (Piala Dunia 1974)

Piala Dunia 1974 di Jerman masih menggunakan tipe bola yang sama yakni Telstar. Corak warnanya pun masih serupa yakni hitam-putih. Namun pada edisi ini diperkenalkan juga bola kedua yang diberi nama Chile. Chile sebenarnya juga sama dengan Telstar, hanya saja seluruh permukaannya berwarna putih.
3. TANGO DURLAST (Piala Dunia 1978)

Bola Piala Dunia 1974 yang diberi nama Tango dianggap sebagai sesuatu yang revolusiomer karena memadukan desain dan struktur baru. Meski terdiri dari 20 panel, si kulit bundar untuk gelaran Piala Dunia di Argentina ini terlihat hanya terbentuk dari 12 lingkaran yang saling menyatu, yang sebenarnya adalah corak yang berada di sekeliling bola.
Desain Tango Durlast kemudian dipakai pada bola-bola Piala Dunia edisi berikutnya. Tango juga memiliki teknologi yang membuatnya lebih tahan terhadap cuaca, selain itu Tango juga dianggap mewakili semangat, emosi dan kecantikan Argentina.
Adidas mereguk sukses besar dari Tango karena bola tersebut kemudian juga dipakai pada Olimpiade dan Piala Eropa.
4. TANGO ESPANA (Piala Dunia 1982)

Namun kulit yang melapisi bola ternyata tak bertahan lama dan mengalami rusak setelah beberapa waktu dipakai di atas lapangan. Alhasil pergantian bola sering terjadi di tengah laga. Disebutkan kalau Piala Dunia 1982 adalah kali terakhir menggunakan bola dengan kulit asli.
5. AZTECA (Piala Dunia 1986)

Azteca juga menjadi bola pertama yang memiliki desain dengan inspirasi berasal dari negara tuan rumah. Motif di sekeliling Azteca didapat dari arsitektur bangsa Aztec.
6. ETRUSCA UNICO (Piala Dunia 1990)

Bola ini dianggap sebagai sebuah produk teknologi tinggi karena diproduksi sepenuhnya dari serat sintetis berkualitas. Bagian paling dalam terbuat dari tekstil yang disatukan dengan latex, yang membuat performanya lebih stabil dan tak mudah rusak. Lapisan neoprene membuat bola tak bisa ditembus air, sementara lapisan terluar yang terbuat dari polyurethane membuatnya tak mudah lecet dan lebih bagus saat memantul.
Nama dan desain bola terinspirasi dari salah satu sejarah kebudayaan kuno Italia, Etruscans. Tiga kepala singa Etruscan menjadi dekorasi dari 20 panel.
7. QUESTRA (Piala Dunia 1994)

Dalam pengembangannya Questra diujicoba melalui beberapa pertadingan di Prancis, Jerman dan Amerika Serikat oleh pemain profesional, amatir hingga pemain muda. Selain busa polystyrene, total ada lima material berbeda yang digunakan untuk membentuk bola ini. Yang lainnya adalah polyurethane, yang membuat bola lebih fleksibel dan punya daya tahan.
8. TRICOLORE (Piala Dunia 1998)

Tricolore adalah bola warna-warni pertama yang dipakai di Piala Dunia, yang menjadikannya lompatan besar karena selama ini hanya terdiri dari warna hitam dan putih. Terdiri dari tiga warna (merah, putih, biru), Tricolore terinspirasi dari bendera Prancis dan dicetak menggunakan teknologi tinggi yang membuat warna-warnya tidak mudah hilang.
Tricolore memiliki lapisan busa syntactic, sebuah material baru ini membuatnya lebih punya 'daya ledak' saat memantul. Hal tersebut membuat Tricolore lebih lembut dibanding Questra namun juga lebih cepat.
9. FEVERNOVA (Piala Dunia 2002)

Fevernova mendobrak desain tradisional bola Piala Dunia yang selalu memakai pola sama seperti Tango, yang sudah digunakan sejak 1978. Bola ini memiliki 11 lapis, yang salah satunya adalah balon yang diisi gas dan diikat dengan busa syntactic.
Meski punya teknologi tinggi, Fevernova juga menuai kontroversi. Gianluigi Buffon mengeluhkan bola uang terlalu mudah memantul sehingga sulit dibaca pergerakannya oleh kiper. Protes senada dilontarkan kiper Belgia yang menyebut bola terlalu ringan. Sementara Rivaldo menyebut bola melayang terlalu tinggi saat ditendang.
10. TEAMGEIST (Piala Dunia 2006)

Jika bola tradisional terdiri dari 32 panel, maka Teamgeist (semangat tim dalam bahasa Jerman) hanya memiliki 14 panel yang menjadikannya sebagai bola dengan performa dan karakteristik paling konsisten. Karena hanya ada sedikit jahitan, bola ini juga diklaim lebih bundar dibanding yang pernah diproduksi Adidas sebelumnya.
11. JABULANI (Piala Dunia 2010)

Jika Teamgeist memiliki 14 panel, maka Jabulani hanya terdiri
dari delapan panel saja. Itu membuat bola ini lebih bulat dibanding
pendahulunya. Jabulani juga memiliki teknologi yang disebut sebagai
"Grip’n’Groove", yang membuat bola lebih stabil saat berada di udara
meski dalam kondisi yang berbeda. Karena bentuknya yang lebih bulat,
Jabulani juga dinilai lebih akurat dibanding bola-bola Piala Dunia
sebelumnya.
Jabulani diambil dari bahasa Zulu, salah satu bahasa nasional Afrika Selatan dan digunakanoleh 25% warga. Jabulani diartikan sebagai "merayakan".
Jabulani dapat penilaian sangat bagus dari beberapa pemain. Michael Ballack menyebut Jabulani fantastis, sementara Kaka menyangjung bola tersebut karena memberikan kontrol yang sangat baik. Bahkan Petr Cech juga memberikan pujian pada Jabulani.
Jabulani diambil dari bahasa Zulu, salah satu bahasa nasional Afrika Selatan dan digunakanoleh 25% warga. Jabulani diartikan sebagai "merayakan".
Jabulani dapat penilaian sangat bagus dari beberapa pemain. Michael Ballack menyebut Jabulani fantastis, sementara Kaka menyangjung bola tersebut karena memberikan kontrol yang sangat baik. Bahkan Petr Cech juga memberikan pujian pada Jabulani.
12. BRAZUCA (Piala Dunia 2014)

Brazuca sudah melalui pengujian selama dua setengah tahun. Ini disebut telah membuat Brazuca jadi bola paling teruji yang pernah dibuat oleh Adidas.
Lalu, mengapa diberi nama Brazuca? Kira-kira jika diistilahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Brazuca berarti "Cara hidup ala Brasil". Warna bolanya pun didominasi oleh warna oranye, hijau, dan biru, yang melambangkan warna gelang keberuntungan yang biasa dipakai di Brasil sana.